Humas DPP Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya, membenarkan hal tersebut dengan mengatakan kalau mundurnya 26 pengurus DPD Partai Ummat Kota Depok itu karena adanya dualisme.
Ia menegaskan kalau hal tersebut merupakan dinamika yang kerap terjadi dalam kepengurusan Partai Politik.
Baca Juga:
Ini Daftar Partai yang Dukung Anies dalam Pilpres 2024
"Iya betul (adanya dualisme), itu dinamika namanya. Dualisme hanya ada di beberapa struktur daerah. Biasa begitu," kata Mustofa saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (10/10/2021).
"Ini kan besar sekali pengurus kita. Tapi setelah SK Partai Ummat diterima dari Kuemenkumham pada 20 Agustus silam, yang ada dualisme kepengurusan akan menjadi satu, alias, harus ada satu kepengurusan saja," sambungnya.
Lebih lanjut, pria yang karib disapa Tofa itu mengatakan, mundurnya beberapa pengurus atau bahkan sebelumnya dua elit Partai Ummat, yakni Agung Mozin dan Neno Warisman, merupakan suatu bentuk penyeleksian keanggotaan.
Baca Juga:
DPD Partai Ummat Sukabumi Optimis Meraih Kursi Terbanyak
Sebab saat ini, kata dia, Partai besutan Amien Rais itu sedang memastikan, seluruh struktur pengurus Partai harus solid secara nasional.
"Jadi, yang ragu, atau tidak yakin bisa menyesuaikan dengan speed 'RPM' partai ini, akan kena seleksi alam alias tereliminasi dengan sendirinya. Ada yang sifatnya individual, ada yang sifatnya berkelompok," ujar dia.
Namun, pihaknya tidak mengkhawatirkan hal tersebut.