WahanaNews.co | Rekonstruksi kecelakaan maut Mahasiswa UI, Muhammad Hasya Atallah Syaputra yang digelar polisi pada Kamis (2/2) mengungkap sejumlah peristiwa.
Rekonstruksi digelar kepolisian usai kecelakaan melibatkan purnawirawan polisi AKBP Eko Setia Budi Wahono berujung penetapan Hasya sebagai tersangka dipersoalkan keluarga korban.
Baca Juga:
Momen Mahasiswa UI Tagih Janji Anies Baswedan Terkait TKD
Kecelakaan maut itu diketahui terjadi di ruas Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada (6/10/2022) silam. Ada sembilan adegan reka ulang yang diperlihatkan di lokasi.
Adegan pertama, saat mobil merek Pajero yang dikemudikan oleh AKBP Eko melaju dari arah Lenteng Agung menuju Depok, Jawa Barat, dengan kecepatan 30 kilometer per jam. Kemudian, saat di lokasi kejadian atau persis di depan Rental Playstation (PS) melintas Hasya dari arah berlawan. Ketika itu, Hasya disebut dalam kondisi oleng. Tubuh Hasya kemudian terjatuh ke arah berlawanan dan dilindas mobil dikemudikan AKBP Eko.
Rekaman CCTV juga memperlihatkan detik-detik Hasya tewas ditabrak AKBP Eko Setia Budi Wahono beredar di media sosial. CCTV itu berada di rental Playstation (PS) atau tepat mengarah ke ruas jalan yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan maut tersebut.
Baca Juga:
Beri Kuliah Umum, Menteri Bahlil Lahadalia Dorong Mahasiswa Baru UI Jadi Pengusaha
Dari rekaman CCTV itu terlihat, motor dikendarai Hasya melintas dari arah Depok, Jawa Barat menuju Jakarta. Kemudian saat berada di ruas Jalan Srengseng Jagakarsa atau di TKP, motor berada di depan Hasya berhenti mendadak.
Hasya terlihat berusaha menghindari motor di depannya, namun malah membuat remaja tersebut terjatuh ke ruas jalan yang berlawanan. Berselang beberapa detik terlihat mobil dikemudikan Eko melintas dari arah Jakarta menuju Depok dengan kecepatan tinggi. Mobil tersebut terlihat menabrak hingga melindas Hasya yang terjatuh ke jalan.
Melansir Merdeka.com, warga yang melihat kecelakaan tersebut langsung berusaha menolong Hasya dengan membawanya ke bahu jalan. Terlihat seorang berkaos putih diduga Eko turut mengevakuasi korban ke pinggir jalan.
Korps Lalulintas (Korlantas) Polri menurunkan tim Traffic Accident Analysis (TAA) untuk memastikan kronologi kecelakaan yang melibatkan Hasya dan AKBP Eko tersebut. Namun hasil rekonstruksi ulang tak akan keluar dalam waktu cepat dan tidak dikonsumsi umum.
"Kita turunkan, kita pakai untuk memperkuat, memastikan simulasi sebenernya apa sih yang terjadi. Masih sempet nggak sih seseorang itu melakukan tindakan pencegahan, itu nanti akan terlihat di sana," kata Kakorlantas Polri Irjen Firman Shantyabudi kepada wartawan, Kamis (2/2).
Sebelum hasil rekonstruksi ulang dan rekaman CCTV muncul, pihak keluarga menyatakan ada dua kronologi berbeda terkait kecelakaan maut melibatkan pensiunan polisi tersebut. Menurut kuasa hukum keluarga Hasya, Gita Paulina, awal mula Hasya disebut jatuh karena menghindari genangan air. Namun versi kedua dari polisi mengatakan Hasya jatuh karena menghindari kendaraan.
Kendati mencuat banyak versi kronologi, Gita menegaskan tim kuasa hukum dan keluarga akan tetap berpegang teguh pada kronologi temuan mereka. Menurut Gita, saat itu motor Hasya mengerem lantaran ada motor lain yang lajunya melambat di depannya.
Hal senada diungkapkan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI yang juga memberikan bantuan hukum terhadap keluarga Hasya. Pihak BEM UI membeberkan kronologi kecelakaan yang menimpa Hasya.
Saat itu, Hasya bersama beberapa orang temannya mengikuti pertandingan e-sport di ruangan FISIP UI dan menang. Kemudian, Hasya dan temannya hendak pergi ke indekos salah satu di antaranya.
Lantaran pintu akses keluar UI lewat Kukusan, Kota Depok ditutup, Hasya dan teman-temannya melewati akses Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Mereka beriringan.
Kemudian dalam perjalanan, tiba-tiba sebuah motor di depan Hasya melaju lambat. Secara reflek, Hasya mengelak kemudian mengerem mendadak sehingga motor Hasya jatuh ke sisi kanan.
Tidak lama setelah terjatuh, dari arah berlawanan, mobil SUV yang dikemudikan mantan Kapolsek Cilincing Eko Setio Budi Wahono melintas dan melindas korban.
Seorang yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) mendatangi terduga pelaku dan meminta membantunya untuk membawa Hasya ke rumah sakit (RS). Namun, Eko Setio menolaknya. Lantaran telat mendapatkan pertolongan, Hasya mengembuskan napas terakhir saat tiba di rumah sakit.
Setelah kejadian itu, keluarga Hasya disebut Gita mendapat sejumlah upaya intimidasi. Dia menyebut, sejumlah orang tak dikenal sempat mendatangi rumah Hasya pada malam hari. Mereka diduga utusan dari terduga pelaku kecelakaan yang menewaskan mahasiswa UI tersebut. Dugaan intimidasi itu tak hanya sekali.
"Ibunya Hasya cerita bahwa saya didatangi malam-malam. Jadi utusan dari terduga pelaku ini mendatangi rumah almarhum Hasya itu sekitar jam 10 malam," kata Gita di Sekertariat ILUNI UI, Salemba, Jakarta Pusat, Jumat (27/1).
Di sisi lain, pihak keluarga Hasya juga melaporkan dugaan adanya maladministrasi dilakukan Polres Jakarta Selatan dalam penanganan kecelakaan lalu lintas tersebut ke Ombudsman. Pihak keluarga juga melaporkan pihak yang sudah menerbitkan hasil visum Hasya .
"Polres Jaksel dan pihak yang menerbitkan visum Hasya," tandasnya. [eta/merdeka.com]