WahanaNews.co | Rizieq
Shihab sudah dapat kabar terkait penangkapan eks Wakil Ketua Bidang Jihad Front
Pembela Islam (FPI), Husein Hasny oleh Densus 88 Antiteror Polri, terkait kasus
terorisme.
Hal itu diungkapkan Aziz Yaunar, salah satu pengacara Rizieq
saat ditemui wartawan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (30/3/2021).
Baca Juga:
Rizieq Bebas, Muhammadiyah: Tak Perlu Euforia, Tak Perlu Fobia
"(Rizieq) sudah tahu," ujarnya.
Namun, kata Aziz, eks pentolan FPI itu belum mau berkomentar
soal Husein Hasny ditangkap gegara diduga teroris.
"Belum ada," kata dia.
Baca Juga:
Jika Lakukan Pelanggaran, Pembebasan Bersyarat Rizieq Bisa Dicabut
Di samping itu, Aziz juga menegaskan secara pribadi dia
tidak mengenal Husein Hasny.
"Saya enggak kenal," tegasnya.
Lebih lanjut, terkait upaya pihak Rizieq untuk menelusuri
sosok Husein Hasny, Aziz mengatakan
kliennya belum menentukan sikap.
"Masih belum ada arah kesana kita kapasitasnya kuasa
hukum tidak mencampuri urusan internal organisasi tersebut," kata dia.
"Lagian saya garis bawahi bahwa FPI sudah bubar artinya
terkait dengan hal tersebut yang berhubungan dengan Front Pembela Islam telah
tutup dan sudah selesai, pembelaan sudah selesai, sekarang waktunya
bersaudara," sambungnya Aziz.
Donatur Aksi Terorisme
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran menbongkar peran Husein
terkait penangkapan tiga teroris lainnya di Desa Sukasari, Cibarusah, Cikarang,
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin kemarin. Ketiga terduga teroris itu adalah
ZA (37), BS (43), dan AJ (46).
Dalam jaringan ini, kata Fadil, pria yang tercatat sebagai
eks Wakil Ketua Bidang Jihad FPI itu berperan sebagai donator perakitan bom.
Selain menjadi donator, tambah Fadil, Husein juga menjadi
insiator terkait kegiatan para terduga teroris untuk melancarkan aksi teror
bom.
"Dia yang merencanakan mengatur taktis dan teknis
bersama ZA. Hadir dalam beberapa pertemuan untuk mempersiapkan
kegiatan-kegiatan amaliah ini. Membiayai dan mengirimkan video tentang teknis
pembuatan kepada tiga tersangka lainnya," kata Fadil di Polda Metro Jaya,
Jakarta, Senin (29/3/2021).
Rakit Bom The Mother
of Satan
Dalam penangkapan terhadap 4 teroris, tim Densus 88
Antiteror menemukan lima buah bom aktif berbahan baku TATP (triaceton
triperoxide) atau bisa dikenal dengan The Mother of Satan. Bom tersebut memiliki daya ledak besar alias
high explosive.
"Ini adalah sebuah senyawa kimia yang mudah meledak dan
tergolong sebagai high explosive yang sangat sensitif," kata Fadil.
Kelima bom aktif tersebut, kekinian telah diledakkan oleh
Tim Gegana Brimob Polda Metro Jaya. Peledakan dilakukan di dua lokasi berbeda,
yakni di Condet, Jakarta Timur dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Kekinian, kata Fadil, Densus 88 Antiteror Polri masih
mendalami ada atau tidaknya keterkaitan kelompok terduga teroris ini dengan
aksi bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan. Termasuk
mendalami keterlibatan dengan organisasi terlarang Front Pembela Islam (FPI).
"Apakah kelompok Jakarta ini ada kaitan dengan JAD yang
ada di Gereja Katedral Makassar, saya kira terlalu dini bagi kami
menyimpulkan," katanya. [dhn]