"Memang ada yang janggal di proses eksekusi tersebut. Janggalnya belum pernah ada constatering," ujar Nusron.
Ia mengaku BPN sempat menerima undangan constatering pada 23 Oktober 2025, tetapi mendadak dibatalkan tanpa penjelasan, sebelum kemudian muncul eksekusi pada 3 November.
Baca Juga:
Penembakan di Tengah Sengketa Tanah Abang: Pengacara Luka, Pelaku Dibekuk
"Undangannya dibatalin, tiba-tiba langsung eksekusi. Ini yang menurut saya janggal," kata Nusron.
Versi JK: Tanah Dibeli dari Keturunan Raja Gowa
Sengketa ini memuncak ketika Jusuf Kalla meninjau langsung lahan yang diklaimnya pada Rabu (5/11/2025).
Baca Juga:
Polda Metro Jaya Bongkar Aksi Penembakan Akibat Sengketa Lahan, Pengacara WA Jadi Korban
Ia terlihat marah besar dan menegaskan lahan tersebut sudah ia beli 35 tahun lalu dari ahli waris keluarga Kerajaan Gowa.
JK menyebut klaim GMTD tidak berdasar dan bahkan disebutnya sebagai bentuk rekayasa.
"Jadi itu kebohongan rekayasa macam-macam. Itu permainan. Jadi jangan main-main di sini, di Makassar ini," tegasnya.