WahanaNews.co | Aksi PA 212 dikritik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan mengimbau seluruh pihak menghentikan upaya memperalat agama untuk kepentingan politik sesaat.
Pernyataan ini disampaikan Wasekjen PBNU Rahmat Hidayat Pulungan menyikapi aksi 411 dan rencana aksi reuni 212 yang akan berlangsung bulan depan.
Baca Juga:
GNPF Ulama hingga PA 212 Enggan Dukung Prabowo di Pilpres
"Untuk semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung kita minta untuk menghentikan semua gerakan yang memecah belah kesatuan bangsa. Kedepankan politik gagasan, setop politik identitas," kata Rahmat dalam keterangannya, Sabtu (5/11).
Rahmat beranggapan politik identitas merupakan bentuk pembodohan terhadap masyarakat. Sebab, lanjut dia, merawat dendam hanya membuat bangsa Indonesia akan kehilangan energi positifnya.
"Kita perlu persatuan, kebersamaan akan membuat kita kuat sebagai bangsa," ucap Rahmat.
Baca Juga:
Bantah Kabar Dukung Ganjar, PA 212 Menunggu Komando Rizieq Shihab
Rahmat menyampaikan bahwa bangsa yang besar mestinya mewarisi nilai-nilai kebaikan untuk generasi muda. Karenanya, politik identitas harus dihentikan karena hal ini akan berdampak pada kejahatan politik yang pada akhirnya menjadi kejahatan kemanusian.
"Kita sebagai umat Islam harus ingat Kaidah Usul Fiqih yang selalu digunakan para ulama terdahulu kita yang telah bersusah payah membangun republik ini. Dar'ul mafasid, muqoddamun ala jalbi al masalih bahwa 'mencegah kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kemaslahatan'," tuturnya.
Lebih lanjut, Rahmat juga meminta seluruh pihak untuk bersikap lebih dewasa dalam menghadapi berbagai dinamika kebangsaan.