WahanaNews.co | Pengajar komunikasi politik
Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan, partai politik berbasis agama yang baru
dideklarasikan, Masyumi Reborn, akan sulit untuk memimpin perolehan suara.
Menurut
dia, hal yang cukup bisa dilakukan saat ini oleh partai tersebut adalah
bertahan.
Baca Juga:
Pengamat Semprot Elite yang Usulkan Gibran Dimakzulkan: Seperti Anak Kecil
"Apakah
bisa leading atau meredup? Bertahan
saja sudah syukur jawabannya," kata Hendri, saat dihubungi wartawan, Senin (9/11/2020).
Menurut
dia, perjuangan Masyumi Reborn akan sulit di tengah pertarungan parpol berbasis
agama dengan parpol nasionalis yang lebih meraih suara masyarakat.
Selain
itu, ia menilai bahwa citra dan reputasi partai politik itu sendiri, secara
umum sudah buruk di mata masyarakat.
Baca Juga:
Diam-diam Temui Megawati, Dasco Ungkap Pesan Penting untuk Pemerintahan Prabowo
Dia
menjelaskan, partai politik baru itu akan berpikir untuk membereskan pekerjaan
rumah dari partai politik lama yang sudah dianggap tidak bagus oleh masyarakat.
"Jadi
kalau pun ada partai-partai baru, maka mereka pun harus menyelesaikan pekerjaan
rumah untuk memperbaiki reputasi dan citra partai politik. Jadi bayangkan,
sebelum mereka mendapatkan suara ikut-ikutan terjerumus membereskan pekerjaan
rumah partai politik lama tentang reputasi dan citra," kata dia.
Oleh
karena itu, ia mengatakan bahwa perjuangan Masyumi Reborn di pertarungan
politik akan berat sekali.
Tantangan
berikutnya, kata dia, saat ini perebutan suara untuk parpol berbasis agama
sudah dimiliki oleh tiga besar partai, yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PAN, dan Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sebabnya,
ia menilai akan sulit bagi partai politik baru berbasis agama untuk bertarung
dalam memperebutkan suara masyarakat.
"Belum
lagi ada Partai Gelora. Artinya, dengan partai politik yang sekarang ada yang
kuat, seperti PKS, PAN, dan PKB. Sebetulnya, pemilik suara yang menginginkan
partai berbasis agama itu sudah cukup," ucap Hendri.
Sedangkan,
pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno,
menilai bahwa kemunculan Masyumi Reborn di perpolitikan Tanah Air tidak akan
besar jika masih membawa isu agama.
"Kasus-kasus
sebelumnya kan sudah terang bahwa partai-partai Islam ini tidak berkembang
karena tidak beranjak isunya dari isu-isu agama," kata dia.
Menurut
dia, yang perlu dikedepankan partai politik baru adalah isu yang memengaruhi
langsung kehidupan mereka.
Isu itu
pun beragam, dari lingkungan, antikorupsi, hingga ekonomi yang dirasakan
semakin sulit.
"Mestinya
yang dijual itu adalah isu-isu yang langsung, direct, to the point dengan
kebutuhan masyarakat seperti ekonomi, kerusakan lingkungan, anti korupsi, anti
dinasti politik dan lain-lain, mestinya itu yang jauh lebih ditonjolkan
ketimbang jualan isu agama," tutur dia. [dhn]