Selain Bung Karno, ada pula proklamator Bung Hatta yang telah aktif di Perhimpunan Indonesia saat ia belajar di Belanda pada usia 20-an tahun.
Sebagai anak muda, literasi politik mereka dibangun dari buku bacaan hingga belajar dari tokoh muda lainnya.
Baca Juga:
Pemuda Bergerak, Indonesia Bersatu: Polres Fakfak Gelar Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97
Bung Karno, contohnya, mentornya adalah HOS Tjokroaminoto, pemimpin organisasi massa terbesar dalam sejarah pergerakan nasional, Sarekat Islam. Bung Karno menyebut Tjokroaminoto berusia 33 tahun ketika Soekarno mulai ”ngekos” di rumahnya di Surabaya.
Tinggal di rumah Tjokroaminoto sejak sekolah menengah di Hogere Burger School (HBS) pada usia 15 tahun, Bung Karno telah terpapar beragam diskusi dengan tokoh-tokoh politik.
”Pak Cokro adalah idolaku. Aku muridnya. Secara sadar atau tidak, dia menggemblengku. Aku duduk di dekat kakinya dan dia memberikan buku-bukunya kepadaku. Dia memberikan miliknya yang berharga kepadaku,” tambah Bung Karno.
Baca Juga:
Polda Papua Barat Gelar Upacara Peringatan Sumpah Pemuda ke- 97, Ini Amanat Kapolda
Mendongkrak Gairah
Kini, demi mendongkrak kegairahan anak muda dalam berpolitik, bermunculan kelompok-kelompok yang menaruh perhatian pada pentingnya literasi politik lewat kelas politik yang terstruktur dan sistematis.