"Koalisi ini juga potensial membentuk pemerintahan yang kuat," ujarnya.
Menurut Adjie koalisi antara PDIP dan Golkar bukan saja mewakili dua partai terbesar hasil pemilu terakhir 2019 tetapi juga mewakili dua segmen masyarakat. Pemilih nasional akan lebih mudah bergabung dengan PDIP dan Golkar sedangkan kelompok pemilih muslim akan tergabung dalam PAN dan PPP.
Baca Juga:
Buntut Panjang Perselisihan Poltracking dan Persepi: Data Survei hingga Target Sanksi
Menunggu Restu Megawati
Lebih jauh ia mengatakan, terwujudnya koalisi Ganjar-Airlangga akan sangat bergantung pada restu dari Ketua Umum Partai PDIP, Megawati Soekarnoputri. Alasannya hingga kini, PDIP masih belum mengerucutkan nama calon presiden yang akan diusung.
Meski desakan dari kader PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo pada pilpres menguat, namun Megawati masih belum bersuara. Bahkan di internal pengurus DPP nama Puan Maharani masih bergulir sebagai kandidat capres partai banteng.
Baca Juga:
Edy-Hasan Kandas di Survei, PDIP Banyak Pilih Paslon Bobby-Surya
"Restu Megawati dan Puan Maharani memainkan peran penting yang memungkinkan terwujudnya pasangan ini," paparnya.
Lebih jauh Adjie mengatakan, meski saat ini suara Ganjar-Airlangga di atas angin dibanding calon lain, namun peluang untuk berubah masih ada. Waktu 14 bulan menjelang pelaksanaan pilpres 2024 memberi ruang pada partai untuk melakukan konsolidasi.
Adapun survei kali ini dilakukan LSI Denny JA pada 11 - 20 September 2022. Penelitian dilakukan secara kualitatif melalui riset media, Focus Group Discussion dan wawancara mendalam. Survei dilakukan dengan melibatkan 1200 responden di 34 Provinsi di Indonesia. Wawancara dilaksanakan secara tatap muka (face to face interview). Sedangkan Margin of error (Moe) survei ini adalah sebesar +/- 2.9 persen. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.