WahanaNews.co | Peretas
(hacker) tak selalu merupakan aktivitas mencuri data lalu meminta tebusan dari
korbannya, baik individu atau perusahaan. Bagi Teguh Aprianto, peretas bisa jadi
pekerjaan yang bisa membantu orang lain atau dikenal sebagai white hat (topi
putih).
Baca Juga:
Kasus Judol, Budi Arie Jadi Korban Pengkhianatan Pegawai Komdigi
Teguh adalah praktisi keamanan siber sekaligus salah satu
orang di balik berdirinya Ethical Hacker Indonesia, sebuah organisasi yang
menjadi wadah bagi seluruh ethical hacker di Indonesia untuk berperan aktif
membantu masyarakat luas.
Teguh berkata Ethical Hacker Indonesia bertujuan untuk
mengarahkan mereka yang memiliki kemampuan di bidang keamanan siber agar
menggunakan kemampuan tersebut untuk hal-hal yang positif.
Sebelum menjadi seorang praktisi, Teguh mengaku merupakan
mantan seorang peretas "bertopi hitam", yang hanya menggunakan keterampilan dan
pengetahuannya untuk melakukan aktivitas yang ilegal. Namun, berbagai proses
kehidupan, seperti menikah dan akan memiliki anak akhirnya membawanya menjadi
peretas bertopi putih.
Baca Juga:
6 Juta Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Jokowi dan Gibran di Daftar Utama!
Melansir NordVPN, peretas bertopi putih atau white hat
hacker adalah pakar keamanan komputer yang meretas sistem untuk mengevaluasi
kelemahan guna menyarankan peningkatan sistem. Peretas bertopi putih biasanya
bekerja dalam sebuah organisasi, perusahaan, atau sebagai pekerja lepas.
"Mereka bisa diibaratkan sebagai tokoh "Robin Hood"
karena kerap menggunakan teknik ilegal untuk tujuan yang legal atau baik."
Teguh menceritakan awal mula tertarik pada dunia peretasan
berawal dari bermain game. Kala itu, dia berhasil membuat cheat untuk sebuah
game. Bahkan, dia berhasil mengakali game itu agar bisa lebih cepat naik level.