Teguh menuturkan banyak waktu di warung internet atau warnet
untuk bermain game. Berkat keahliannya menciptakan "cheat", ia juga mengaku
bisa mendapatkan sejumlah uang sendiri.
"Baru dari situ belajar hacking dan lain-lain,"
ujar Teguh saat ditemui.
Baca Juga:
Kasus Judol, Budi Arie Jadi Korban Pengkhianatan Pegawai Komdigi
Teguh adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Teguh tumbuh
besar di Batam sebelum akhirnya pindah dan tinggal di salah satu kota di Jawa
Barat.
Teguh mengaku tidak memiliki latar belakang di dunia
komputer. Orang tua dan kakaknya merupakan Pegawai Negeri Sipil. Bahkan, dia
mengaku kuliah di jurusan broadcasting di salah satu universitas swasta sebelum
akhirnya memilih untuk berhenti.
Sebelum jurusan broadcasting, dia juga sempat diminta untuk
masuk ke Institut Pemerintahan Dalam Negeri mengikuti jejak sang kakak.
Baca Juga:
6 Juta Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Jokowi dan Gibran di Daftar Utama!
"Setelah itu saya sadar tidak bisa kerja menjadi
PNS," ujarnya.
Lebih lanjut, Teguh tidak menampik publik masih menaruh
stigma negatif terhadap peretas. Publik belum begitu mengetahui bahwa peretas
sebenarnya terdiri dari beberapa jenis. Di luar negeri misalnya, dia menyebut
ada kampanye bahwa "hacker is not crime".
Kampanye itu bagian dari upaya merubah stigma peretas dari
negatif menjadi positif. Namun, dia menilai hal itu percuma tanpa tindakan yang
konkret.