Setelah mengikuti program tersebut, kembali oleh pimpinan FE-UI, ia diminta untuk mengambil program doktor dalam Ilmu Ekonomi Sosialis di Universitas Warsawa.
Tugas ini tak sempat diselesaikannya, karena pada tahun 1966 - tak lama setelah Tragedi G30S, Kedutaan Besar Indonesia di Warsawa atas nama pemerintah Orde Baru menuding Batara tak beriktikad baik terhadap Indonesia.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Paspornya dicabut, sehingga ia pun kehilangan kewarganegaraan Indonesianya. Batara mengajukan permohonan suaka kepada pemerintah Polandia, dan ia diizinkan tinggal di negara itu hingga 1969.
Pada 1970, Batara pindah ke Jerman Barat, meminta suaka dari negara itu, dan tinggal di Mainz. Ia tinggal di negara itu hingga tahun 1977 dan hidup sebagai buruh kasar hanya sekadar untuk bertahan hidup.
Kadang-kadang ia bekerja di pabrik cat, sambil mengambil kuliah di Universitas Mainz.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Pada 1978 ia pindah ke Belanda, memperoleh beasiswa dari Universitas Vrije di Amsterdam dan selama dua tahun hingga 1979 ia melakukan penelitian tentang sejarah perekonomian Indonesia.
Pada 1980 ia bekerja sebagai dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Amsterdam, dengan spesialisasi sistem ekonomi sosialis Eropa Tengah dan Timur.
Ia banyak menulis mengenai ekonomi sosialis negara-negara Eropa Timur di berbagai jurnal ilmiah Belanda dan internasional.