Pandemi
Covid-19 tidak terkecuali juga menimpa warkop Omnia. Tidak jarang, perbincangan antara barista dan pelanggannya,
tidak bisa berlangsung lama.
"Kami
hanya bisa menerapkan coffee to go,"
kata Alista.
Baca Juga:
Pemkot Semarang Targetkan Penanaman 10.000 Mangrove untuk Lestarikan Ekosistem Pesisir
Pelanggan
yang datang, jika pun ingin berbincang-bincang, tidak bisa terlalu lama.
Di mana
saja, setidaknya di Swiss, jika ada resto
atau cafe yang buka, hanya bisa
melayani take away.
"Begitu
juga di sini,
hanya bisa pesan dan dinikmati di luar," kata Alista.
Baca Juga:
Pemesan Aksi Anggota GRIB Pencuri Aset KAI di Semarang Diburu Polisi
Produk
kuliner Indonesia di Swiss, khususnya di bidang gastronomi, sepanjang catatan redaksi, kurang
begitu berhasil.
Beberapa
resto sempat berdiri, namun
kemudian bangkrut. Jika pun ada, jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
"Bisnis
restoran dan sejenisnya bukan hal mudah di Swiss. Apalagi sekarang ini ada lockdown," kata Alista.