Pandemi
Covid-19 tidak terkecuali juga menimpa warkop Omnia. Tidak jarang, perbincangan antara barista dan pelanggannya,
tidak bisa berlangsung lama.
"Kami
hanya bisa menerapkan coffee to go,"
kata Alista.
Baca Juga:
Sosok Oei Tiong Ham, 'Sugar Daddy' Sejati, Raja Gula Indonesia yang Punya 26 Anak
Pelanggan
yang datang, jika pun ingin berbincang-bincang, tidak bisa terlalu lama.
Di mana
saja, setidaknya di Swiss, jika ada resto
atau cafe yang buka, hanya bisa
melayani take away.
"Begitu
juga di sini,
hanya bisa pesan dan dinikmati di luar," kata Alista.
Baca Juga:
Kongres XVI GP Ansor di Atas Kapal Berlayar, Jokowi Sebut Unik
Produk
kuliner Indonesia di Swiss, khususnya di bidang gastronomi, sepanjang catatan redaksi, kurang
begitu berhasil.
Beberapa
resto sempat berdiri, namun
kemudian bangkrut. Jika pun ada, jumlahnya bisa dihitung dengan jari.
"Bisnis
restoran dan sejenisnya bukan hal mudah di Swiss. Apalagi sekarang ini ada lockdown," kata Alista.