Di media sosial, asma Allah dan
Rasullah SAW sudah secara terbuka dijadikan bahan pelecehan.
Menurut Emha, di zaman inilah Allah
dan Rasulnya secara terbuka dihinakan secara luar biasa.
Baca Juga:
Soal Islamofobia, Mahfud MD: Yang Bilang Itu Abu Janda Bukan Pemerintah
Kedua sosok itu secara vulgar ditulis
dan dipublikasikan seraya menyebut alat kelamin dan laku persetubuhan.
Perilaku ini tak pernah ada dalam
sejarah Indonesia dan Nusantara.
"Dan di zaman inilah Allah dan agama
Islam dan umatnya ini tidak dibela. Namun, pada saat ini juga ada orang yang
dibela secara luar biasa, tanpa malu tanpa ragu, seolah orang itu adalah mahluk
luar biasa dan segala-galanya serta kini telah menjadi sesembahan barunya,""
lanjut Emha.
Baca Juga:
Abu Janda Sebar Hoax Anies soal ACT, Bamus Betawi: Provokasi!
Ironisnya, lanjut Emha, di zaman
jahilyah dahulu ada sosok Abu Lahab yang menjadi penentang utama dakwah Nabi
Muhammad SAW.
Dia tidak pernah melakukan perilaku
penghinaan dan penistaan semasif dan sekasar seperti sekarang ini.
Maka, jelas sekali kini telah lahir
sosok Abu Lahab kuadrat (Abu Lahab
Murakab, bahasa Arabnya).