"Jadi zaman ini memang bisa disebut
zaman ultrajahilyah!"" kata Emha, menandaskan.
Bahkan, katanya, bisa saja dirinya
kini mulai merasa putus asa dengan Indonesa, tapi pihaknya pada saat yang sama
tidak pernah merasa putus asa terhadap pertolongan Allah SWT.
Baca Juga:
Soal Islamofobia, Mahfud MD: Yang Bilang Itu Abu Janda Bukan Pemerintah
Renungan itu terasa keras menggedor
kesadaran.
Di media sosial, orang terlihat dengan gampang memaki apa saja yang dianggap suci
oleh Muslim.
Tak ada ragu dan menganggap hal itu
absah karena dianggapnya negara ini tak butuh dengan agama, termasuk tak
membutuhkan dukungan umat Islam.
Baca Juga:
Abu Janda Sebar Hoax Anies soal ACT, Bamus Betawi: Provokasi!
Harus diakui pula, banyak di antara
mereka yang suka mengunggah pernyataan tak beradab di media sosial terindikasi
punya sakit kejiwaan, minimal adalah wong
edan ora konangan (orang gila tapi tak ketahuan).
Mereka kadang teriak seraya menujuk
kepada orang lain bahwa "agama dan Tuhan tidak peru dibela".
Namun, ketika berbicara kepada diri
sendiri dan kelompoknya mereka mengatakan bahwa apa yang dilakukannya adalah
demi menambah kemuliaan "Tuhan" atau
kepentingan yang diyakininya.