Keikutsertaan Henk dalam sejumlah
pameran juga berlanjut pada masa pendudukan Jepang hingga masa Agresi Belanda.
Selain aktif mengikuti pameran, Henk
akhirnya berkesempatan membuat pameran tunggal yang berlangsung pada Agustus
1948, di Hotel Des Indes, Jakarta.
Baca Juga:
Survei Indikator: Dedi Mulyadi Paling Puaskan Warga, Andra Soni Paling Rendah
Dalam pameran ini, Henk memajang
sejumlah karya yang menggambarkan pemandangan wilayah Indonesia, seperti lukisan Tanah Lot di Bali, pemandangan di lembah hijau,
pesisir pantai, pemandang laut dan lukisan aktivitas warga.
Selain lukisan, Henk Ngantung juga
piawai dalam membuat sketsa orang dan tokoh-tokoh penting di Indonesia kala
itu, seperti sketsa Sitor Situmorang, ST Takdir Alisjahbana, Gadjah Mada, PM
Sutan Syahrir, Prof Schermerhorn, dan sketsa yang menggambarkan
aktivitas orang.
Deretan sketsa-sketsa hitam putih yang
dibuatnya kemudian dirangkum dalam buku Sketsa-Sketsa
Henk Ngantung, yang dipublikasikan pada 1981.
Baca Juga:
59 Pejabat Dilantik, Pramono Anung Tata Birokrasi DKI Jakarta
Tak hanya berprofesi sebagai seniman,
Henk Ngantung juga pernah didapuk sebagai pejabat.
Ia diangkat oleh Presiden pertama RI,
Sukarno, menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta (1960-1964), dan kemudian menjadi Gubernur DKI (1964-1965).
Saat menjabat sebagai Wakil Gubernur
DKI Jakarta, Henk ditunjuk Presiden Sukarno untuk membuat sketsa Monumen Selamat Datang yang ditujukan
menyambut tamu-tamu kenegaraan dalam rangka Asian Games IV pada tahun 1962.