WAHANANEWS.CO, Jakarta - Bagi umat Muslim, memastikan kehalalan makanan adalah hal yang sangat penting.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah keberadaan daging babi yang kadang tidak disebutkan secara langsung dalam daftar bahan makanan.
Baca Juga:
Polsek Kualuh Hulu Bagikan 576 Paket Daging Kurban Menyambut Idul Adha 1445 H
Oleh karena itu, mengenali berbagai istilah yang merujuk pada daging babi menjadi sangat krusial.
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, Indonesia memiliki regulasi ketat terkait peredaran daging babi.
Meski demikian, potensi kontaminasi tetap ada, terutama di restoran asing yang beroperasi di dalam negeri.
Baca Juga:
Harga Daging Sapi di Sampit Tembus Rp180 ribu Pada H-1 Lebaran 2024
Oleh sebab itu, umat Muslim perlu lebih berhati-hati dalam memilih makanan agar tidak terjebak oleh istilah-istilah yang mungkin tidak familiar.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengidentifikasi beberapa istilah yang sering digunakan untuk menyebut daging babi dalam makanan. Berikut adalah 10 istilah yang perlu dikenali:
1. Swine
Swine adalah istilah yang merujuk pada spesies babi secara keseluruhan. Biasanya digunakan dalam konteks peternakan atau industri daging babi.
2. Hog
Istilah ini digunakan untuk menyebut babi dewasa dengan berat lebih dari 50 kilogram.
3. Lard
Lard adalah lemak babi yang sering digunakan dalam pembuatan sabun, minyak goreng, dan mentega.
4. Ham
Ham adalah bagian paha babi yang diolah dan sering dijadikan bahan dasar dalam berbagai jenis makanan. Saat ini, ada variasi ham dari daging sapi, tetapi ham asli berasal dari daging babi.
5. Porcine
Selain dalam makanan, istilah porcine juga sering ditemukan dalam dunia farmasi. Kata ini merujuk pada kandungan babi dalam obat-obatan, seperti insulin yang diekstrak dari daging babi.
6. Charsiu
Dalam kuliner Tiongkok, charsiu merujuk pada teknik memanggang daging dengan bumbu khas. Secara tradisional, charsiu dibuat dari daging babi, meskipun kini ada variasi dari daging ayam atau sapi.
7. Dweji (Dwaeji)
Dalam kuliner Korea, istilah dwaeji digunakan untuk menyebut babi dalam berbagai jenis hidangan. Beragam bagian tubuh babi juga memiliki nama tersendiri dalam masakan Korea.
8. Tonkatsu dan Tonkotsu
Dalam bahasa Jepang, tonkatsu mengacu pada daging babi goreng tepung, sementara tonkotsu adalah kuah kaldu yang dibuat dari tulang babi dan sering digunakan dalam ramen.
9. Khinzir
Dalam bahasa Arab dan Melayu, khinzir adalah istilah yang digunakan untuk menyebut daging babi, terutama dalam konteks larangan makanan dalam Islam.
10. Bratwurst
Bratwurst adalah sosis khas Jerman yang umumnya dibuat dari campuran daging babi dan sapi. Di Indonesia, bratwurst juga banyak dijual di pasar dan supermarket.
Dengan mengenali istilah-istilah ini, umat Muslim dapat lebih waspada dan selektif dalam memilih makanan, terutama saat berkunjung ke restoran atau membeli produk olahan yang belum memiliki sertifikasi halal.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]