“Saat itu, ibu saya berkata, ‘Sekarang semuanya sudah berakhir,’” kenang Juliane Koepcke dalam sebuah wawancara.
Beberapa saat kemudian, struktur pesawat mulai hancur di udara. Juliane yang masih terikat pada kursi pesawat terlepas dari badan pesawat yang kini terurai di langit.
Baca Juga:
Respons Bahlil Terkait Kader Golkar Megawati Zebua Cekcok dan Diduga Cekik Pramugari di Pesawat
Yang berikutnya ia sadari, dirinya terjatuh dari ketinggian sekitar 10.000 kaki — dan mendarat menembus kanopi hutan.
Secara menakjubkan, Juliane selamat dari insiden mengerikan itu. Namun, perjuangannya belum selesai. Di sinilah awal dari kisah ketahanan dan tekad yang luar biasa dimulai.
Kehidupan Awal: Anak Hutan yang Tangguh
Baca Juga:
Aturan Tak Tertulis Soal Pakaian Saat Terbang: Hindari Ini Demi Kenyamanan & Keamanan
Juliane Koepcke lahir di kota Lima pada 10 Oktober 1954. Ia merupakan anak tunggal dari pasangan ilmuwan zoologi asal Jerman yang pindah ke Peru demi mempelajari keanekaragaman satwa liar.
Sejak dekade 1970-an, ayah Juliane dikenal aktif melobi pemerintah untuk melindungi kawasan hutan dari ancaman pembukaan lahan, perburuan liar, dan ekspansi pemukiman yang merusak lingkungan.
Keluarga Koepcke memiliki dedikasi tinggi terhadap kelestarian alam. Mereka bahkan meninggalkan kenyamanan kota dan membangun Panguana, sebuah stasiun penelitian terpencil yang terletak di tengah hutan hujan Amazon.