Di tempat itulah Juliane tumbuh besar, belajar hidup berdampingan dengan alam liar, memahami kerasnya lingkungan, dan mempelajari keterampilan bertahan hidup di salah satu ekosistem paling ekstrem di dunia.
“Saya tumbuh besar dengan kesadaran bahwa tak ada yang benar-benar aman — bahkan tanah yang saya pijak pun bisa berubah,” kata Juliane, yang kini dikenal dengan nama Dr. Juliane Diller, dalam wawancaranya dengan The New York Times pada tahun 2021.
Baca Juga:
Respons Bahlil Terkait Kader Golkar Megawati Zebua Cekcok dan Diduga Cekik Pramugari di Pesawat
Ia melanjutkan, “Kenangan masa kecil itulah yang berulang kali membantu saya tetap tenang saat menghadapi situasi sulit.”
Salah satu kenangan paling membekas tentu saja adalah pengalaman mengerikan yang terjadi pada Malam Natal tahun 1971.
Penerbangan itu direncanakan berlangsung selama satu jam, namun baru sekitar 25 menit di udara, nasib membawa Juliane masuk ke dalam salah satu kisah bertahan hidup paling luar biasa sepanjang sejarah penerbangan.
Baca Juga:
Aturan Tak Tertulis Soal Pakaian Saat Terbang: Hindari Ini Demi Kenyamanan & Keamanan
Kecelakaan LANSA 508
Juliane Koepcke duduk di kursi 19F di samping ibunya di pesawat berpenumpang 86 orang itu ketika tiba-tiba, mereka mendapati diri mereka berada di tengah badai petir besar.
Pesawat itu terbang ke pusaran awan hitam pekat dengan kilatan petir yang berkilauan melalui jendela.