Saat barang bawaan keluar dari kompartemen atas, ibu Koepcke bergumam, "Semoga ini baik-baik saja." Namun, sambaran petir menyambar mesin pesawat, dan pesawat hancur berkeping-keping.
"Apa yang sebenarnya terjadi adalah sesuatu yang hanya dapat Anda coba rekonstruksi dalam pikiran Anda," kenang Koepcke.
Baca Juga:
Respons Bahlil Terkait Kader Golkar Megawati Zebua Cekcok dan Diduga Cekik Pramugari di Pesawat
Dia menggambarkan jeritan orang-orang dan suara mesin hingga yang dapat didengarnya hanyalah angin di telinganya.
"Hal berikutnya yang saya tahu, saya tidak lagi berada di dalam kabin," ujar Koepcke. "Saya berada di luar, di udara terbuka. Saya tidak meninggalkan pesawat; pesawat telah meninggalkan saya."
Masih terikat di kursinya, Juliane Koepcke menyadari dia terjatuh bebas dari pesawat. Kemudian, ia kehilangan kesadaran.
Baca Juga:
Aturan Tak Tertulis Soal Pakaian Saat Terbang: Hindari Ini Demi Kenyamanan & Keamanan
Ketika ia terbangun, dia telah jatuh 10.000 kaki ke tengah hutan hujan Peru dan secara ajaib hanya mengalami luka ringan. Bagaimana Juliane Koepcke Bertahan Hidup di Hutan Hujan Selama 11 Hari
Pusing karena gegar otak dan syok atas pengalaman itu, Juliane Koepcke hanya bisa mencerna fakta-fakta dasar.
Ia tahu bahwa dia selamat dari kecelakaan pesawat dan ia tidak bisa melihat dengan jelas dengan satu matanya.