Hacker bayaran Negeri Tirai Bambu tersebut punya tingkat keberhasilan meretas target hingga 44 persen dalam setahun terakhir.
Di sisi lain, hacker bayaran China mengalami penurunan pangsa peretasan.
Baca Juga:
Kasus Judol, Budi Arie Jadi Korban Pengkhianatan Pegawai Komdigi
Pada tahun lalu, peretasan yang disponsori negara tersebut merepresentasikan 12 persen dari seluruh peretasan yang disponsori negara.
Tahun ini, hacker China hanya berada di posisi keempat dengan catatan 8 persen --sedikit di bawah Iran dengan cakupan 11 persen.
Secara keseluruhan, peretasan yang diseponsori negara memiliki tingkat keberhasilan sekitar 10-20 persen, kata Cristin Goodwin, yang mengepalai Unit Keamanan Digital Microsoft.
Baca Juga:
6 Juta Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Jokowi dan Gibran di Daftar Utama!
Dari keempat negara teratas dengan aktivitas peretasan bayaran tertinggi, sektor non-kritikal menjadi target utama dengan persentase hingga 96 persen.
“Setiap aktor ancaman yang kami lacak tahun ini menargetkan entitas di sektor pemerintah,” kata laporan Microsoft.
“Penargetan sektor pemerintah sebagian besar difokuskan pada kementerian luar negeri dan entitas pemerintah global lainnya yang terlibat dalam urusan internasional,” imbuhnya.