Dari target sektor pemerintah itu, hacker Rusia menjadi buah bibir dalam satu tahun terakhir.
Pada akhir tahun lalu, misalnya, hacker Rusia dilaporkan berhasil menembus ribuan organisasi global termasuk beberapa bagian dari pemerintah federal Amerika Serikat, yang mengarah ke serangkaian pelanggaran data.
Baca Juga:
Kasus Judol, Budi Arie Jadi Korban Pengkhianatan Pegawai Komdigi
Untuk target di AS, hacker mengeksploitasi perangkat lunak atau kredensial dari setidaknya tiga perusahaan teknologi, yakni Microsoft, perusahaan software bisnis SolarWinds, dan firma cloud computing VMware.
AS sendiri menjadi target utama peretasan hacker yang dibayar negara, menurut Microsoft.
Negara tersebut menjadi target 46 persen aksi peretasan, diikuti Ukraina (19 persen), Inggris (9 persen), dan negara lain.
Baca Juga:
6 Juta Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Jokowi dan Gibran di Daftar Utama!
Dalam laporannya, Microsoft mengatakan keberhasilan peretas negara Rusia yang lebih besar baru-baru ini “dapat menandakan lebih banyak kompromi berdampak tinggi di tahun mendatang.”
Mereka mencatat bahwa lebih dari 92 persen aktivitas Rusia yang terdeteksi adalah tim peretas elit di badan intelijen asing SVR Rusia yang dikenal sebagai Cozy Bear.
Digital Defense Report dari Microsoft merupakan laporan yang menilai upaya peretasan yang dilakukan antara Juli 2020 dan Juni 2021.