"Sayangnya saya belum pernah ke Malang,
tapi semoga suatu saat nanti saya bisa ke sana," kata Seth lagi.
Ia mengatakan, terakhir kali berkunjung ke
Indonesia pada 2019.
Baca Juga:
Guru Besar IPB: Manfaat Tempe Fermentasi Kedelai untuk Kesehatan Tubuh
Selama masa produksi tempe di tempat itu, salah
satu momen yang paling dikenangnya adalah menyediakan tempe untuk acara yang
dihadiri ribuan orang.
"Ketika itu ada kelompok spiritual yang
datang ke saya dan memesan 1.000 kilogram tempe untuk acara besar mereka. Saya
terima pesanan itu," kisahnya.
Dua bulan kemudian, 10.000 orang makan tempe
dengan resep asam manis, dan sangat menakjubkan.
Baca Juga:
2 Siswa Indonesia Kenalkan Mesin Pengolah Tempe di Austria
"Saya masih yakin, acara itu adalah
pesanan tempe terbesar yang pernah saya kerjakan di Amerika. Itulah acara
dengan menu tempe terbanyak dalam sejarah Amerika!" tandasnya.
Tempe adalah produk pertama yang ia buat untuk
makanan nabati dan sampai saat ini ia sebut tetap menjadi "salah satu
produk favoritnya."
Saat ini, produk nabati yang dibuat dengan
bungkus Tofurky terdiri dari berbagai
jenis makanan dan tersebar di setidaknya 27.000 toko dan supermarket.