Langkah awal memulai bisnis makanan nabati,
kata Seth Tibbott, dimulai setelah apa yang ia sebut "fenomena aneh 41
tahun lalu dengan munculnya toko-toko yang menjual tempe di Amerika
Serikat."
"Saya jatuh cinta dengan tempe tiga tahun
sebelumnya dan sudah yakin tempe akan menjadi sesuatu yang besar karena rasanya
yang enak, bergizi dengan tekstur bagus," katanya.
Baca Juga:
Guru Besar IPB: Manfaat Tempe Fermentasi Kedelai untuk Kesehatan Tubuh
Pengalaman awalnya membuat tempe dimulai
melalui kelompok "vegetarian dengan anggota 1.200 orang" yang tinggal
dalam satu komunitas yang disebut The
Farm.
Kelompok yang hanya makan produk nabati dan
sama sekali tidak menyentuh produk dari hewan termasuk susu dan telur, mengolah
berbagai makanan termasuk tahu, susu kedelai dan juga tempe.
Mereka menjual cara membuat tempe seharga 3
dollar AS dan dari sinilah pengalaman Seth membuat tempe bermula.
Baca Juga:
2 Siswa Indonesia Kenalkan Mesin Pengolah Tempe di Austria
"Saat itu saya tinggal di tenda dan saya
pakai kompor seadanya di luar tenda. Iklim di Tennesse (tempat tendanya) saat
musim panas sangat mirip di Indonesia, jadi cocok untuk membuat tempe,"
katanya.
"Fermentasi tempe saya lakukan di panci
yang saya letakkan di atas kursi di luar pada malam hari. Keesokan harinya, di
atas kedelai terbentuk lapisan putih. Saya senang... dan saya suka sekali
dengan tempe saya," tambahnya.
Sejak pengalaman pertama membuat tempe pada
1977 itu, kata Seth, dia mulai membuat satu kilogram.