Tahun-tahun pertama membuat tempe juga sulit,
kata Seth, karena tak banyak orang yang tahu apa itu tempe.
"Saya ke toko-toko dan masak tempe agar
mereka coba. Saya jadi mahir masak tempe dan orang-orang suka. Setiap tahun
bisnis ini berkembang sedikit demi sedikit... Dengan hanya tiga atau empat
orang, penghasilan saya juga sedikit dan hanya cukup untuk membayar gaji.
Secara total dalam hampir 10 tahun usaha, penghasilan hanya 31.000 dollar AS
(Rp 443 juta)," katanya lagi.
Baca Juga:
Guru Besar IPB: Manfaat Tempe Fermentasi Kedelai untuk Kesehatan Tubuh
"Dan kalau kita majukan sekarang, (dari
awal memproduksi 50 kilogram)... sekarang kami produksi 6.000 kg tempe setiap
hari. Pasar ini masih kecil bila dibanding dengan pasar burger tanpa daging, namun berkembang lebih dari 30 persen tiap
tahun, pertanda bagus bahwa orang Amerika menikmati tempe," imbuhnya.
"Dan sekarang, tempe bisa dibeli di
mana-mana di Amerika. Saya percaya, tempe memiliki masa depan sangat cerah di
Amerika dan seluruh dunia," tutupnya. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.