”Kita perlu mencari pendekatan yang tepat agar wayang ini bisa masuk ke generasi berikutnya. Untuk sampai ke situ, perlu melihat karakteristik dari generasi Z yang dikatakan sebagai anak kandung dari teknologi,” katanya pada diskusi wayang, Minggu (7/11/2021).
Sudarko menambahkan, pertunjukan wayang mesti beradaptasi dengan karakter masyarakat masa kini.
Baca Juga:
Anak-Anak Sekolah di London Tampil Memukau Mainkan Gamelan dan Wayang
Jika tetap mempertahankan bentuk lama, wayang akan semakin ditinggalkan.
Misalnya, mempersingkat durasi pertunjukan yang biasanya diadakan semalam suntuk menjadi beberapa jam saja.
“Agar wayang tetap hidup, perlu ada dialog (antara pegiat wayang dengan masyarakat) yang sesuai dengan konteks masa kini. Tidak mungkin pertunjukan wayang pada tahun 1986 sama dengan 2021. Harus sesuai zaman. Jika tidak, maka tidak akan ditonton orang,” ucap Sudarko yang juga anggota Dewan Kehormatan Sena Wangi atau Sekretariat Nasional Wayang Indonesia. (Sekar Gandhawangi)-qnt
Baca Juga:
7 Kerajinan Solo yang Wajib jadi Buah Tangan
Artikel ini telah tayang di Kompas.id dengan judul “Teruskan, Kami Suka Keributan!”. Klik untuk baca: Teruskan, Kami Suka Keributan! - Kompas.id.
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.