"Yang harus dipikirkan lagi adalah gimana supaya RSUD di Jakarta, dia sudah punya peralatan-peralatan canggih, jadi nggak ada lagi warga DKI Jakarta kalau sakit tidak dirujuk ke RSCM. Kita kan punya dana APBD Rp 87 triliun, kenapa nggak berpikir ke situ, untuk menyiapkan alat-alat yang canggih itu," ujarnya.
Johnny mengkritik tujuan Anies dan Pemprov DKI menggaungkan branding Rumah Sehat untuk Jakarta.
Baca Juga:
Jakarta Membutuhkan Anggaran Rp 600 Triliun menuju Status Kota Global
Menurutnya, kebijakan itu tak mencerminkan kepentingan warga Ibu Kota saat ini.
"Pak Gub sebenarnya mengalami proses disorientasi, dia nggak tau apa yang mau dilakukan karena dia keluar dari visinya kemarin. Dia hanya buat sebuah kegiatan maupun kebijakan yang hanya jadi perhatian, yang kontroversial, menjadi pusat pemberitaan. Bukan semata-mata kepentingan warga DKI tapi kepada persoalan apa nanti yang dia capai karier ke depan," tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Anies melakukan penjenamaan nama rumah sakit umum daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat untuk Jakarta.
Baca Juga:
Total Rugi BUMD PT Jakpro Kemungkinan Berpotensi Tembus Rp1 Triliun
Dinas Kesehatan DKI Jakarta memastikan anggaran branding Rumah Sehat menyesuaikan anggaran masing-masing RSUD.
"Proses penggantian logo Rumah Sehat untuk Jakarta dilaksanakan secara bertahap sesuai anggaran masing-masing RSUD dan merupakan bagian dari kegiatan pemeliharaan sarpras di RS," kata Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati kepada wartawan, Selasa (9/8/2022).
Ani menjelaskan anggaran rebranding tersebut disesuaikan anggaran RSUD, mulai dari dana pergantian logo hingga kebutuhan lainnya.