Padahal, pembelian seragam di POT adalah pilihan.
Dan, menurut Aris, tidak mungkin sekolah bermain.
Baca Juga:
Benda Asing Mirip Peluru Lukai Balita di Sleman
Terlebih juga waktu itu belum ada pembayaran.
"Dan uang masih di orangtua siswa, kok bisa menuduh seperti itu. Itu kan berarti, gimana itu," ujarnya.
POT dan sekolah pun terbuka dengan kritik Agung.
Baca Juga:
Siap Sambut Investor di Jateng-DIY, PLN Grup Kolaborasi dengan Pemerintah
Namun, Agung tak pernah mau membawa contoh pakaian seharga Rp 35 ribu yang dimaksud.
Bahkan, ketika diajak POT ke toko pun, Agung tidak mau.
"Bandingkan, kalau memang sama harganya, lebih murah itu, kami siap minta kembalikan uang, dan akan kembalikan ke orangtua, tapi dia tidak mau, terus ini arahnya apa to. Arahnya apa, kurang tahu," jelasnya.