"Kami dari awal sudah menyampaikan bahwa pembelian seragam suka rela, pakai pesanan, ada yang pesan celana saja, ada yang pesan baju, ada yang nggak pesan. Yang nggak pesan aja 12," ujarnya.
Mediasi di Kantor Satpol PP Kulon Progo juga bukan tanpa alasan.
Baca Juga:
Benda Asing Mirip Peluru Lukai Balita di Sleman
Lantaran Agung ini selalu menunjukkan lencana penyidik ke orangtua, maka Aris berpikiran bahwa tempat yang tepat untuk mediasi adalah Satpol PP, karena di sana ada Sekretariat PPNS yang menaungi penyidik.
"Setiap datang ke orangtua, dia selalu menunjukkan ‘saya penyidik’. Dengan POT, Komite, pertimbangan kalau Penyidik PNS sebagai koordinator kan Satpol PP. Ada jahitan dengan penyidik itu, kami minta pertimbangan Sekretariat PPNS di Satpol PP, terus minta izin Kasatpol untuk difasilitasi. Dan yang datang yang berkepentingan," katanya.
Baca Juga:
Siap Sambut Investor di Jateng-DIY, PLN Grup Kolaborasi dengan Pemerintah
Peristiwa Penyekapan Versi Agung
Saat di LBH, Agung yang juga merupakan juru bicara orangtua siswa lain awalnya mengaku mempertanyakan mahalnya harga seragam.
Mereka menanyakan kenapa dengan harga Rp 1,7 juta sampai Rp 1,8 juta kualitas yang didapatkan tidak baik.