Warga itu pun mengeluhkan harga kremasi yang sampai puluhan
juta rupiah karena sebelumnya jenazah sang kakak dikremasi dengan biaya tak
sampai Rp 10 juta. Kejadian itu disebut terjadi pada 12 Juli 2021.
Laporan serupa juga sampai ke telinga politikus PSI. Wakil
Sekjen DPP PSI, Danik Eka Rahmaningtiyas mendapat laporan bahwa untuk kremasi
di Jabodetabek, misalnya, biaya sudah mencapai Rp 45 juta sampai Rp 55 juta. Bahkan
ada yang minta Rp 80 juta.
Baca Juga:
Jokowi Tunjuk Teguh Setyabudi, Heru Budi Lepas Jabatan Pj Gubernur DKI
"Padahahal, dua-tiga bulan lalu, paket kremasi hanya
sekitar Rp 10 juta. Kami paham soal hukum permintaan dan penawaran. Tapi,
selayaknya ada intervensi pemerintah agar harga tidak naik gila-gilaan,"
kata Danik dalam keterangan tertulisnya.
Penelusuran Pemprov
DKI
Baca Juga:
Jakarta Lepas Status Ibu Kota, Begini Nasib Gedung Eks Pemerintah Kelak
Terkait keluhan warga itu, Distamhut DKI sudah melakukan
penelusuran. Kepala Distamhut DKI Suzi Marsitawati membantah ada jajarannya
yang menjadi calo.
Dia menyebut petugas Palang Hitam Distamhut Provinsi DKI
Jakarta hanya memberikan informasi kepada RS maupun pihak keluarga terkait
lokasi kremasi swasta yang menerima jenazah COVID-19 di luar Jakarta dan tidak
melakukan pengantaran jenazah ke luar kota karena meningkatnya pelayanan
pemakaman di dalam kota.
"Jenazah yang dikremasi di Karawang dibawa sendiri oleh
pihak keluarga. Petugas kami hanya menginformasikan bahwa krematorium di
Jakarta tidak menerima kremasi jenazah COVID-19 dan yang dapat menerima adalah
krematorium di luar Jakarta," katanya.