Sehan tidak melakukan itu karena tahu orang yang diduga premannya AJ di luar rumah cukup banyak.
"Saya tahu cukup lumayan preman mondar-mandir di kediamanya, saya takut ini pancingan dan jadi alasan dorang (mereka) keroyok saya," bebernya.
Baca Juga:
Pembunuhan Sadis di Wonogiri: Sarmo Bakar Kerangka 2 Korbannya
Hingga pukul 22.00 Wita, Sehan tetap tak dizinkan keluar ruangan. Hal tersebut membuatnya tak nyaman.
Karena dilarang pegang ponsel, Sehan secara sembunyi-sembunyi menghubungi Kapolres Kotamobagu.
"Karena dia melarang saya pegang telepon, saya sembunyi-sembuyi untuk kabarkan ke Kapolres Kotamobagu AKBP Irham Halid. Saya bilang bahwa ini emergency (darurat), saya mohon Pak Kapolres bantu karena keselamatan saya sudah terancam," kata Sehan.
Kepada AJ, Kapolres Irham mengaku sudah menyampaikan ke AJ agar persoalan diselesaikan dengan baik-baik.
Baca Juga:
Tak Bayar Hutang Arisan Online Berujung Dipolisikan, Adrianus Agal Minta Polda Jatim Proses Hukum Pelaku
"Saya bilang, saya ini datang dengan baik-baik tapi sekarang ini sudah semakin tidak nyaman begitu. Kira-kira 22.10 Wita, justru saya kaget pelaku ini yang video call marah-marah sama Kapolres," kata Sehan.
"Saya WhatsApp lagi, segera saya minta tolong. Akhirnya Kapolres jawab oke akan merapat. Begitu Kapolres datang saya berpikir langsung mengamankan, eh Kapolres langsung dibentak-bentak oleh pelaku," tambahnya.
Sehan mengaku sudah berpikir jika dirinya dalam bahaya besar. Apalagi tangan pelaku robek karena kena kaca botol yang pecah.
Sehan tidak tahu apakah pelaku sengaja banting botol tersebut atau mau pukul ke arahnya namun tersandung meja hingga botol tersebut pecah.