WahanaNews.co | Menara
Kujang Sapasang, yang rencananya akan jadi landmark pariwisata dan dibangun di
kawasan wisata Panenjoan, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat,
mendapatkan penolakan dari DPRD Jawa Barat.
Baca Juga:
Dony Punya Kans Kembali Menjabat Bupati, PM08: Masyarakat Sumedang Masih Inginkan Beliau
DPRD Jabar menilai Menara Kujang Sapasang tidak tepat
dibangun di tengah situasi pandemi COVID-19. Padahal, landmark pariwisata yang
digagas Gubernur Jabar, Ridwan Kamil tersebut sudah direncanakan sejak jauh hari
sebelum pandemi melanda.
Menara Kujang Sapasang yang bakal dibangun bak patung
Liberty di kawasan Waduk Jatigede tersebut, diyakini bakal menjadi ikon
kebanggaan warga Jawa Barat, khususnya Sumedang serta masyarakat Jatigede yang
terdampak penggenangan waduk.
Reaksi keras pun disampaikan warga Sumedang terhadap DPRD
Jawa Barat.
Baca Juga:
Mudahkan Pemudik dengan EV, PLN UP3 Sumedang Resmikan 2 SPKLU Tambahan
"Sumedang sudah memberikan persembahan terbaik bagi
Jawa Barat. Manfaat Jatigede, baik penggunaan air baku maupun energi tenaga listrik
untuk warga Jawa Barat. Biarlah kami mendapatkan manfaat dari pariwisata
melalui pembangunan menara Kujang Sapasang. Jangan ganggu kami!," tegas
Ketua Dewan Kebudayaan Sumedang (DKS), Tatang Sobana di Sumedang, Minggu
(30/5/2021).
Tatang menegaskan, kujang adalah simbol luhur budaya Sunda
dan Sumedang adalah puseur (pusat) budaya Sunda. Karenanya, tegas Tatang, dia
dan jajaran DKS sangat mendukung rencana pembangunan Menara Kujang Sapasang.
Reaksi keras lainnya disampaikan Ketua Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) Kabupaten Sumedang , H Thomas Darmawan. Bahkan, dia
menyatakan, DPRD Jabar tak perlu mencari panggung di Sumedang dengan mengkritik
pembangunan Menara Kujang Sapasang.