Anak-anak lebih betah berada di taman baca, membaca dan belajar kelompok bersama teman-temannya. Jam istirahat sekolah juga dimanfaatkan anak-anak untuk membaca di taman baca. Posisi taman baca dengan sekolah yang berdekatan mendukung kondisi tersebut.
"Alhamdulillah, anak-anak semakin dekat dengan buku-buku. Tidak lagi senang bermain game online atau asyik sendiri dengan handphone," sebut Mayangsari, yang diamini Riska Ariani, tenaga pendamping lainnya.
Baca Juga:
Sebongkah Harapan Gadis Yatim Piatu Melihat Kembali Indahnya Dunia
Mayangsari mengklaim, selain tingkat pengetahuannya yang semakin meningkat, keberadaan taman baca membentuk karakter anak-anak menjadi lebih kreatif. Sebagai pendamping dan pengelola, ia bersama Riska Ariani juga mengajari anak-anak kerajinan tangan dan menghapal ayat-ayat pendek Al Qur'an.
"Ada sekitar 1.000 buku yang terdiri dari fiksi, novel, sejarah, dan buku-buku keagamaan. Saat ini 40 anak yang kita lakukan pendampingan," timpalnya.
Mayangsari mengaku tidak mengalami kendala berarti saat memberikan pendampingan kepada anak-anak. Namun walaupun begitu, penggiat literasi ini mengeluhkan beberapa alat pendukung yang masih belum tersedia di taman baca anak Lestari.
Baca Juga:
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang, PTAR Tanam Ribuan Pohon dan Perluas Nursery
"Listrik, alat peraga, dan beberapa alat permainan edukatif. Untuk fasilitas pendukung lainnya sepertinya sudah memadai," pungkasnya.
[Redaktur : Alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.