Apalagi,
sesuai prosedur umum, langkah pemeriksaan lanjutan yang ketat hanya dilakukan secara
random, berdasarkan tanda-tanda awal yang bisa membangkitkan kecurigaan di
pihak petugas.
Setelah
beberapa saat terlihat mondar mandir di dalam lingkungan Mabes Polri, perempuan
yang kemudian diketahui bernama Zakiah Aini (25) itu mengeluarkan senjata
apinya, menodongkan ke arah petugas yang berada di pos jaga, lalu menembak ke
sana ke mari hingga katanya tercatat sebanyak enam kali, dan akhirnya jatuh
tersungkur tak jauh dari gedung tempat Kapolri berkantor.
Baca Juga:
Resmi! AHY Umumkan Dewan Pakar Demokrat, Ada Andi Malarangeng dan Rachlan Nashidik
Hasil
otopsi menyebutkan, Zakiah Aini tewas akibat peluru yang bersarang di jantungnya.
Jadi, soal
motif dia menyerang Mabes Polri pun tentu takkan mungkin lagi terkorek secara
langsung dari mulutnya, dan hanya bisa diraba berdasarkan temuan-temuan
lanjutan.
Aksi lone wolf Zakiah Aini itu menjadi kian
seksi karena hanya berselang tiga hari dari bom bunuh diri pasangan suami-istri
di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021).
Baca Juga:
Tanggapi RUU TNI, Andi Arief Ingatkan Dulu Ada Jendral Aktif yang Tangani Bencana dan Covid
Dari dua
kejadian yang hanya berselang sekitar 14.400 detik itu, kesiagaan nasional Indonesia
menghadapi ujian tak kecil.
Bedanya,
yang satu bersumber dari manuver orang-orang bernama besar dengan latar
belakang persoalan relatif lebih transparan atau setidaknya mudah dikorek
(karena tak ada pelakunya yang tewas).
Sementara,
yang kedua dilakukan orang tak dikenal (OTK) dengan latar belakang persoalan
relatif lebih misterius atau setidaknya tak bisa lagi dikorek secara langsung
dari mulut pelakunya (karena sudah tewas).