“Kita turun langsung ke lapangan bersama warga, membongkar bangunan yang menutup saluran air atau berdiri di atas solokan. Tapi tentu dilakukan secara persuasif. Kalau di pinggir jalan besar kita tindak tegas, tapi kalau di gang-gang kita ajak bicara dulu dengan pengurus kewilayahan,” jelasnya.
Selain fokus pada banjir, Pemkot Bandung juga memperhatikan risiko bencana lain seperti gempa bumi.
Baca Juga:
Satpol PP Datangi Penjual Mie Babi Pakai Atribut Peci dan Hijab di Bandung: Akui Pakai Minyak B2
Salah satu langkah yang dilakukan adalah menyiapkan program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) anti gempa sebagai bentuk mitigasi struktural.
“Tahun depan kita siapkan 10 rumah contoh Rutilahu anti gempa. Kalau tanahnya bukan milik pribadi, kita upayakan bantuan bisa disalurkan lewat Baznas,” ungkap Erwin.
Untuk mempercepat penanganan darurat di lapangan, Pemkot Bandung telah menyiagakan pompa air mobil yang dapat langsung dikerahkan ke lokasi genangan air.
Baca Juga:
Bandung Mantapkan Diri Jadi Kota Wisata Ramah Muslim, Farhan Dorong UMKM Perkuat Sertifikasi Halal
“Contohnya kemarin di Jalan Waas, ada genangan. Dalam waktu satu jam air langsung surut karena disedot pompa mobil. Jadi kita sudah siap siaga,” tambahnya.
Selain membangun infrastruktur, Erwin mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan, terutama saat curah hujan tinggi.
“Saya mengimbau warga Bandung yang hobi mancing, tolong jangan memancing di sungai saat musim hujan. Sudah ada korban juga yang hanyut karena arus deras,” pesannya.