“Kami dapat informasi dari pihak keluarga perempuan bahwa saudara T memiliki rekam jejak negatif, namun kami tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah, setiap orang berhak berubah dan tidak boleh didiskriminasi,” tegas Ayub.
Kapolres Pacitan juga menyampaikan apresiasi kepada warga yang memberikan perhatian atas peristiwa tersebut karena dinilai sebagai bentuk kepedulian sosial, bukan semata ingin mencampuri urusan rumah tangga orang lain.
Baca Juga:
Polisi di Pacitan Diduga Perkosa Tahanan Tak Terima Dipecat, Ajukan Banding
“Kami paham, masyarakat Pacitan tidak bermaksud mencampuri urusan rumah tangga orang lain, tapi karena melihat masa lalu saudara T mereka khawatir, kami minta warga tetap tenang tidak perlu resah dan terus beraktivitas seperti biasa,” kata Ayub.
Ia juga mengimbau masyarakat agar segera melapor jika memiliki informasi pasti terkait dugaan tindak pidana agar kepolisian dapat bergerak sesuai prosedur dan tidak lagi hanya berdasarkan spekulasi dari media sosial yang dapat menyesatkan.
“Polres Pacitan sangat terbuka, jika ada laporan atau informasi valid terkait dugaan tindak pidana segera sampaikan agar kami bisa ambil tindakan cepat karena untuk melakukan upaya paksa tentu harus didasari laporan resmi,” jelas Kapolres.
Baca Juga:
Oknum Polisi di Pacitan Dipecat Tak Hormat Usai Diduga Perkosa Tahanan Wanita
Diketahui sebelumnya, pernikahan antara pria paruh baya bernama Tarman berusia 74 tahun asal Karanganyar dengan Shela Arika berusia 24 tahun asal Pacitan berlangsung di Desa Jeruk, Kecamatan Bandar dan langsung menyita perhatian publik karena penyebutan mahar berupa cek senilai Rp 3 miliar dalam momen akad nikah yang terekam dan viral di media sosial.
Video prosesi ijab kabul yang diunggah akun @av.mediaku memperlihatkan penghulu melafalkan akad dengan menyebutkan nominal fantastis tersebut sehingga memicu berbagai komentar dan spekulasi publik mengenai kebenaran nilai mahar dan latar belakang sang mempelai.
Tidak lama setelah itu muncul kabar bahwa Tarman kabur membawa sepeda motor milik mertuanya yang memicu gelombang komentar baru hingga kemudian diklarifikasi oleh pihak keluarga bahwa kedua mempelai justru sedang dalam perjalanan bulan madu ke Ponorogo, Purwantoro dan Wonogiri.