Dalam proposal Patriot Bond, Danantara menyebut instrumen ini bagian dari strategi besar “Indonesia Inc.” untuk memperkuat pembiayaan proyek strategis jangka panjang, mulai dari transisi energi, pengelolaan limbah, hingga penciptaan lapangan kerja di sektor bernilai tambah tinggi.
Patriot Bond dirancang dengan kupon di bawah tingkat pasar untuk menegaskan konsep mirip impact investing, di mana investor bersedia menukar sebagian potensi imbal hasil demi dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang lebih besar.
Baca Juga:
Dividen BUMN Masih Didominasi 8 Perusahaan, Kerugian Capai Rp50 Triliun per Tahun
Dana yang dihimpun diproyeksikan mencapai puluhan triliun rupiah dan akan diarahkan guna menjawab tantangan struktural ekonomi Indonesia, mulai dari rendahnya proporsi tenaga kerja lulusan STEM, ancaman penuaan penduduk di 2045, hingga krisis sampah nasional yang berpotensi mencapai 82 juta ton per tahun.
Patriot Bond juga diproyeksikan menjadi salah satu kendaraan pembiayaan penting menuju visi Indonesia Emas 2045 dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta peningkatan kualitas lingkungan, termasuk pengurangan emisi metana melalui proyek waste-to-energy.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus menilai Patriot Bond memang ditujukan sebagai obligasi untuk membantu pembangunan negara, dengan penempatan dana pada sektor produktif.
Baca Juga:
Prabowo Paparkan RAPBN 2026: Delapan Agenda Utama untuk Indonesia Mandiri dan Sejahtera
Ia menyebut minat investor terhadap instrumen ini sangat bergantung pada skema dan imbal hasil yang ditawarkan.
“Di Indonesia, bunga selalu menjadi perhatian utama bagi masyarakat yang ingin berinvestasi, sehingga tujuan pendanaan pun mungkin bukan yang utama,” jelasnya.
Di Amerika Serikat, patriot bond dikenal sebagai obligasi tabungan yang tidak diperdagangkan di pasar sekunder.