WahanaNews.co, Jakarta - Industri alat kesehatan merupakan salah satu sektor prioritas nasional yang terus menunjukkan peningkatan melalui penguatan ekonomi dan ekosistemnya. Sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025 – 2029 yang menetapkan industri alkes adalah sektor strategis, PT Dräger Indonesia melakukan peluncuran fasilitas produksi ventilator di Bekasi, Jawa Barat.
“Saya mengucapkan selamat kepada PT Dräger Indonesia, karena investasi yang dilakukan tidak hanya menunjukkan kepercayaan terhadap potensi pasar Indonesia, tetapi juga merupakan kontribusi nyata dalam memperkuat pondasi kemandirian industri alat kesehatan nasional,” tutur Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza di Bekasi, Kamis (19/6).
Baca Juga:
Dukung Industri Semakin KALCER, Kemenperin Kolaborasi Bersama Tokopedia dan Tiktok Shop
Dengan memproduksi ventilator di dalam negeri, Faisol menuturkan, PT Dräger Indonesia turut mendukung program substitusi impor, menciptakan lapangan kerja, memfasilitasi transfer teknologi, dan mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN).
Kinerja sektor industri manufaktur Indonesia saat ini menunjukkan capaian yang positif. Berdasarkan data World Bank dan United Nations Statistics, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2023 mencapai USD 255,96 miliar, menempatkan Indonesia di peringkat ke-12 dunia dan ke-5 di ASEAN.
Sementara itu, berdasarkan data BPS, sektor industri pengolahan non-migas mencatatkan kontribusi sebesar 17,50% terhadap PDB pada Triwulan – I tahun 2025, naik sebesar 17,47% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Data ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur Indonesia juga tetap tercatat sebagai sektor utama penopang pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan kinerja ekspor nasional.
Baca Juga:
Menperin Kerek Daya Saing Kawasan Industri, HGBT dan RUU Jadi Jurus Jitu
Faisol menekankan, kebutuhan alat kesehatan dalam negeri diproyeksikan terus meningkat, didorong oleh pertumbuhan penduduk, dinamika epidemiologi, serta ekspansi fasilitas layanan kesehatan. Produk ventilator saat ini termasuk dalam sepuluh besar alat kesehatan dengan nilai impor tertinggi, yang pada tahun 2024 tercatat sebesar USD 68,4 juta, naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Hal ini mengindikasikan tantangan besar kemandirian sektor kesehatan nasional yaitu dominasi produk impor yang masih tinggi. Di samping itu, Kemenperin melihat peluang besar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri alkes.
“Dalam konteks ini, kami memberikan apresiasi kepada PT Dräger Indonesia atas komitmen dan investasi yang dapat mendorong peningkatan kapasitas produksi dalam negeri, mendukung substitusi impor, menciptakan lapangan kerja, serta memfasilitasi transfer teknologi dan penguatan sumber daya manusia industri. Hal ini sangat sejalan dengan kebijakan pemerintah terkait Program P3DN dan transformasi industri 4.0,” katanya. Demikian dilansir dari laman kemenperingoid, Minggu (22/6).
[Redaktur: JP Sianturi]