"Kita meminta dalam kondisi pasca Covid-19, BUMN memiliki model bisnis yang sangat kuat. Karena itu saya sampaikan bagaimana misalnya Pelindo kita gabungkan, supaya bisnis peti kemas BUMN menjadi besar dan dapat menempati peringkat 8 terbesar di dunia. Ataupun pada saat ini BUMN ultra mikro dan UMKM kita sinergikan, supaya kita memiliki kekuatan, bagaimana keseimbangan ekonomi bagi UMKM benar-benar terjadi, bukan lip services," tuturnya.
Ketiga adalah Public Service Obligation (PSO) BUMN. Pada aspek pelayanan masyarakat ini, pemegang saham menginginkan adanya efek positif kinerja perusahaan terhadap masyarakat luas. Misalnya, memudahkan pembiayaan bagi pelaku di sektor ultra mikro.
Baca Juga:
PLN Gelar Relawan Bakti BUMN di Sumba Timur, Kolaborasi Kementerian dan Lintas BUMN Untuk Pengabdian Masyarakat
Keempat, terkait dengan kepemimpinan di internal BUMN. Erick meminta, agar manajemen tetap melanjutkan program transformasi yang sudah dilakukan manajemen sebelumnya. Penegasan ini disebabkan adanya program yang tidak bersifat sustainable atau berkelanjutan.
"Problemnya kadang-kadang tidak sustainable, ide hari ini namun SOP-nya tidak dijalankan, maka kedepannya tidak akan berjalan. Ini yang saya tekankan bagaimana transformasi SDM BUMN juga penting, jadi tidak hanya transformasi bisnisnya," ungkap dia. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.