"Kita tahu bahwa China merupakan pemain utama perekonomian global, perlambatan perekonomian China secara tidak langsung akan ikut memperlambat pertumbuhan ekonomi global termasuk pertumbuhan ekonomi emerging market termasuk Indonesia," tegas Yusuf.
Di China, krisis pasokan listrik yang sedang terjadi memicu pemadaman listrik untuk rumah tangga dan memaksa pabrik untuk memangkas produksi.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Kondisi tersebut mengancam akan memperlambat kegiatan ekonomi raksasa negeri Tirai Bambu serta memberi tekanan terhadap rantai pasokan global.
Dilaporkan oleh Global Times, media yang dikendalikan pemerintah China, perusahaan-perusahaan di kota industri telah diberitahu untuk membatasi konsumsi energi demi mengurangi permintaan listrik.
Surat kabar yang dikelola pemerintah tersebut mengabarkan bahwa penjatahan listrik di provinsi Heilongjiang, Jilin dan Liaoning telah mengakibatkan gangguan besar pada kehidupan sehari-hari orang dan operasi bisnis dengan pemadaman listrik mendadak dan belum pernah terjadi sebelumnya melanda tiga provinsi timur laut pada akhir September lalu.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Selain itu kekurangan listrik juga melanda provinsi selatan Guangdong, pusat industri dan pengiriman utama sehingga banyak perusahaan berusaha mengurangi permintaan dengan bekerja dua atau tiga hari per minggu.
Krisis energi menambah daftar panjang gangguan rantai pasokan global yang telah terjadi secara besar-besaran tahun ini, mulai dari kekurangan peti kemas hingga banjir dan infeksi Covid-19 yang memicu penutupan pelabuhan.
Konsultan riset ekonomi yang berbasis di London, Capital Economics mencatat bahwa jumlah kapal yang antre di luar pelabuhan China telah melonjak lagi dalam beberapa pekan terakhir. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.