"Gelombang panas di Asia, banjir di Brasil, Indonesia, dan Eropa, kebakaran hutan di Kanada, serta badai Helene dan Milton di Amerika Serikat hanyalah beberapa contoh terkini dari fenomena tersebut," demikian kutipan dari laporan WEF.
Misinformasi dan disinformasi, bersama dengan polarisasi masyarakat, tetap berada di peringkat keempat dan kelima sebagai ancaman utama.
Baca Juga:
Ngeri, Di Hari Kemerdekaan AS Ramai Penembakan Massal Bunuh Warga
“Tingginya peringkat kedua risiko ini tidak mengherankan, mengingat cepatnya penyebaran informasi palsu yang memperparah risiko lainnya, mulai dari konflik bersenjata hingga bencana cuaca ekstrem,” tulis WEF.
Kemerosotan ekonomi, termasuk risiko resesi dan stagnasi, menduduki peringkat keenam.
Risiko ini dianggap lebih mengkhawatirkan oleh kelompok usia muda: di bawah 30 tahun menempatkannya di peringkat ketiga, usia 30-39 tahun di peringkat keempat, dan usia 40-49 tahun di peringkat kelima.
Baca Juga:
PM Inggris Katakan China Ancaman Terbesar Bagi Ekonomi Dunia
Risiko lainnya meliputi perubahan kritis pada sistem bumi (peringkat ketujuh), ketimpangan ekonomi dan pengangguran (peringkat kedelapan), erosinya hak asasi manusia dan kebebasan sipil (peringkat kesembilan), serta masalah ketimpangan sosial (peringkat kesepuluh).
WEF menyerukan agar para pemimpin dari sektor publik, swasta, masyarakat sipil, organisasi internasional, dan akademisi segera bertindak untuk mengatasi tantangan ini.
"Dengan memperkuat dialog yang terbuka dan jujur serta mengambil langkah-langkah cepat, kita dapat mengurangi risiko yang ada, membangun kembali kepercayaan, dan menciptakan masyarakat serta ekonomi yang lebih tangguh," kata Saadia Zahidi.