Tercatat hingga 2024 lalu, implementasi WHRS telah menyumbang penghematan emisi lebih dari 100.000 ton CO₂ per tahun. WHRS sukses memanfaatkan panas buang dari proses produksi klinker menjadi energi listrik, sehingga membantu menurunkan konsumsi energi konvensional.
Peningkatan efisiensi energi juga didapatkan Semen Merah Putih dari optimalisasi struktur produk lewat pemanfaatan bahan alternatif seperti fly ash, trass, dan Ground Granulated Blast Furnace Slag (GGBFS). Strategi produksi tersebut tak hanya berhasil menurunkan faktor klinker dalam komposisi semen, tetapi juga mampu secara signifikan menekan emisi karbonnya.
Baca Juga:
Inovasi Beton Merah Putih Untuk Pembangunan Perkotaan yang Efisien, Estetik dan Ramah Lingkungan
Pada 2023 lalu, Semen Merah Putih juga mampu menurunkan porsi produk OPC dalam bauran produk hanya sekitar 33,4%, dari sebelumnya 37,5% di 2022. Capaian keberlanjutan tersebut menggambarkan keseriusan perusahaan menjalankan transformasi industri menuju standar praktik Green Cement.
Syarif Hidayat, Head of Technical Marketing Semen Merah Putih menjelaskan, “Kami meyakini bahwa konstruksi yang berkelanjutan harus didukung oleh rantai pasok hijau yang mengutamakan produk lokal, unggulan, dan ramah lingkungan termasuk dimulai dari proses produksi yang efisien dan berwawasan lingkungan. Lewat penerapan teknologi seperti WHRS, Semen Merah Putih tidak hanya meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga mampu berkontribusi nyata dalam mengurangi emisi karbon di industri semen dan konstruksi.”
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang keberlanjutannya, Semen Merah Putih juga telah memulai proses transisi logistik dari armada konvensional ke kendaraan listrik (EV) yang ramah lingkungan.
Baca Juga:
Semen Merah Putih Hadir Jadi Investasi Jangka Panjang untuk Kenyamanan dan Nilai Properti
[Redaktur: Alpredo]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.