Pembangunan ekonomi Singapura mampu bersaing dengan negara lain. Hal ini karena Singapura menjadi target ekspor terbesar bisnis internasional.
Tak heran jika sejak tahun 2000, Singapura menjadi rumah bagi perusahaan multinasional yang menumbuhkan perekonomian dari SGD25,1 miliar menjadi SGD194,4 miliar.
Baca Juga:
Raffi Ahmad Jadi Waketum Kadin Versi Anindya Bakrie, Jadi Sorotan Media Asing
Pemerintah negaranya juga menerapkan sistem Central Provident Fund (CPF). 10 persen dari gaji masyarakatnya akan dimasukkan ke CPF, dan bisa diambil saat pensiun atau saat ingin membeli rumah. Penerapan tersebut bisa meningkatkan saving rate negaranya, dan juga bisa diinvestasikan untuk infrastruktur.
Pada November 2021, berdasarkan pemeringkatan oleh majalah Global Finance, Singapura menduduki posisi ketiga, sebagai negara terkaya di dunia, di bawah Luxemburg dan Irlandia.
Dihuni mayoritas etnis migran
Baca Juga:
Empat Nelayan Indonesia Telah Dibebaskan Otoritas Singapura
Sejak pra-kemerdekaan, 75 persen penduduk Singapura terdiri dari imigran China. Singapura jadi semacam pusat hunian etnis Chinese di Asia Tenggara. Mentalitas migran berbeda dengan penduduk asli. Mereka harus lebih ulet, lebih pintar, dan dituntut berhasil agar bisa bertahan di negara orang.
7 dari 10 pelabuhan terbesar di dunia ditempati oleh China. Hal tersebut bisa membuktikan betapa pekerja kerasnya mereka.
Bergabung dengan Arctic Council