“Kalau dampak nasional saya kira tergantung nanti, seberapa jauh efeknya ke, apakah selanjutnya akan ada penutupan atau ada apa? Justru kan Toshiba, Panasonic sendiri kan sudah dibeli kalau enggak salah ya oleh perusahaan, kalau gak salah ada investor luar yang masuk di tahun lalu,” ujar Tauhid, mengutip Okezone, Sabtu (2/3/2024).
Sebaliknya, kebangkrutan Toshiba tidak memiliki dampak yang signifikan bagi Indonesia, mengingat jumlah karyawan dan nilai investasinya tergolong kecil.
Baca Juga:
WN China Buronan Kasus Pencucian Uang Judi Online Ditangkap Polri di Batam
Produk Toshiba di pasar Indonesia mengalami penurunan karena kalah bersaing dengan produk serupa yang diimpor dari negara lain, terutama China dan Korea Selatan.
"Produk televisi sudah mulai kehilangan daya saing, terutama dengan produk-produk dari Korea seperti Samsung. Sebenarnya, Toshiba kalah dalam persaingan dengan produk sejenis," ungkap sumber tersebut.
Menurut Tauhid, jika raksasa teknologi ini diakuisisi oleh perusahaan lain, dampaknya tidak perlu dikhawatirkan bagi Indonesia.
Baca Juga:
Daftar 10 Bank Terbesar Dunia 2024, Ada Dominasi Asia dan China di Puncak
"Jika pengaruhnya berasal dari investor asing, menurut saya, dampak terhadap ekonomi nasional tidak perlu dikhawatirkan. Penting untuk menghitung jumlah karyawan Toshiba dan kekuatannya di Indonesia, serta memperhitungkan dampak investasinya. Namun, jika diambil alih oleh pelaku bisnis lain, dampaknya relatif kecil," ujarnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.