Cerita penemuan painite pun cukup unik. Menrut profesor mineralogi di Caltech, George Rossman, pada 1952, seorang kolektor Arthur Pain mengira dua kristal merah yang ditemukannya di Myanmar adalah batu rubi.
Namun tanpa sepengetahuanya, kristal tersebut ternyata adalah mineral yang sangat langka. Kristal tersebut pun diberi nama Painite, yang diambil dari nama keluarga Arthur.
Baca Juga:
Lokasi Sempat Terdeteksi, 11 Warga Sukabumi Disekap di Wilayah Konflik Myanmar
Perkiraan Arthur bukan tanpa sebab. Pasalnya, painite biasa ditemukan bersama dengan batu rubi dan permata lainnya.
Pada 1954, Arthur pun menyumbangkan painite ke British Museum untuk dipelajari lebih lanjut. Di sisi lain, satu sampel painite lainnya ditemukan pada 1979 di Myanmar.
Rossman lalu meneliti sampel painite pertama yang disebut sebagai painite #1. Dari penelitian menggunakan spektroskopi inframerah itu, Rossman menemukan adanya kesalahan susunan kimiawi pada painite yang awalnya diidentifikasi oleh ilmuwan di British Museum.
Baca Juga:
Imbas Serangan Udara Junta Militer, 11 Warga Myanmar Tewas
Sebelumnya, painite diketahui tersusun atas alumunium, boron, kalsium dan oksigen. Struktur itu menurut Rossman sudah tepat, hanya saja ia menemukan ada unsur zirkonium yang hilang.
Menurut Rossman, painite sangat langka karena informasi yang ada di dalamnya. Painite adalah kristal borat yang berarti mengandung boron.
Painite juga mengandung zirconium. Padahal, boron sangat sulit mengikat diri dengan zirconium.