WahanaNews.co | Hingga hari ini Rusia telah kehilangan lebih dari 1.500 perwira militer dalam perang Ukraina yang telah berlangsung selama lebih dari 9 bulan. Dari sejumlah perwira yang tewas,160 orang di antaranya berpangkat jenderal dan kolonel.
Jumlah orang yang tewas itu berdasarkan akun Twitter KilledInUkraine, yang terus memposting artikel Rusia tentang korban. Selama sembilan bulan terakhir, Rusia terus menyerang Ukraina, yang telah membuat jaringan energi di ambang kehancuran dan pasokan air serta listrik terganggu.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Awal bulan ini, Jenderal AS Mark Milley mengatakan bahwa lebih dari 100.000 personel militer Rusia telah tewas atau terluka di Ukraina. Jumlah korban dari pihak Ukraina kemungkinan sama.
Milley juga mengatakan ada kesempatan untuk mengakhiri perang, dan bahwa kemenangan militer tidak mungkin untuk Rusia atau Ukraina.
"Harus ada pengakuan bersama bahwa kemenangan militer mungkin dalam arti sebenarnya, tidak dapat dicapai melalui cara militer. Karena itu Anda perlu beralih ke cara lain,” kata Milley.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Presiden Volodymyr Zelensky memperingatkan warga Ukraina untuk mengantisipasi pekan yang dingin dan gelap akibat serangan brutal oleh rusia. Ia memprediksi bahwa serangan Rusia terhadap infrastruktur tidak akan berhenti sampai Moskow kehabisan rudal.
Sementara itu, Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan pada Senin bahwa pasukan Ukraina telah menangkis serangan Rusia di beberapa daerah, termasuk Bakhmut dan Avdiivka di wilayah Donetsk selama 24 jam terakhir.
Sekutu-sekutu NATO menjanjikan akan mengirim lebih banyak senjata ke Kyiv dan peralatan militer lainnya untuk membantu pemulihan kekuatan.