WahanaNews.co | Arab Saudi dan China resmi menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Rabu (7/12/2022). KTT digelar atas undangan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud kepada Presiden China, Xi Jinping beberapa waktu lalu. Dilansir Reuters, KTT tersebut digelar di Kota Riyadh selama 3 hari, yakni dari 7 hingga 10 Desember 2022.
Selain Xi Jinping dan Raja Salman, hadir pula Pangeran Arab Saudi, yakni Mohammed bin Salman (MBS). Selain itu, ada 14 pejabat pemerintah Arab Saudi lainnya yang juga hadir pada acara tersebut.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
Dilansir dari Reuters, ini merupakan pertama kalinya Arab Saudi dan China menggelar KTT bersama. Selain itu, KTT tersebut juga menjadi kunjungan pertama China ke Arab Saudi sejak 2016 sekaligus menjadi kunjungan luar negeri ke-3 Presiden Xi Jinping sejak pandemi Covid-19 mulai merebak pada 2020 lalu.
Arab Saudi dan China ingin mempererat kerja sama
Dilansir Reuters, KTT yang baru saja digelar bertujuan untuk mempererat kerja sama (strategic partnership) antara Arab Saudi dan China. Kerja sama tersebut meliputi berbagai bidang. Beberapa di antaranya ialah kerja sama perdagangan, keamanan regional, dan kerja sama energi.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
“Kunjungan tersebut menggambarkan hubungan yang lebih dalam yang dikembangkan oleh kedua negara dalam beberapa bulan terakhir,” ujar pengamat politik Arab Saudi, Ali Shihabi.
Kedatangan China pada KTT tersebut juga menjadi momen yang baik bagi Arab Saudi. Pasalnya, China merupakan partner dagang terbesar ke-2 bagi negara tersebut. Hal itu disebabkan karena China tercatat sebagai negara pengimpor minyak terbesar dari Arab Saudi.
Oleh karena itu, pemerintah Arab Saudi berharap KTT yang telah digelar dapat menghasilkan sejumlah kesepakatan kerja sama di antara kedua negara. Selain bagi Arab Saudi, KTT tersebut juga menjadi kesempatan besar bagi China untuk mempererat hubungannya dengan negara-negara di timur tengah.
Pada KTT tersebut, China juga berharap dapat meningkatkan kerja sama ekonomi dengan turut terlibat dalam proyek infrastruktur milik Arab Saudi. Salah satu di antaranya ialah NEOM, proyek kota futuristik bernilai 500 miliar dolar Amerika atau sekitar Rp7,8 triliun.
Menurut pengamat politik, kedatangan China di KTT merupakan bentuk kepercayaan mereka terhadap Arab Saudi. China percaya bahwa Arab Saudi merupakan sekutu utamanya di kawasan timur tengah. Dilansir Al Jazeera, hal itu disebabkan karena kedua negara tersebut sama-sama menaruh kecurigaan terhadap negara-negara barat pada beberapa isu internasional, terutama isu Hak Asasi Manusia (HAM). [ast]