King terkejut bahwa harga satu rudal untuk menangkal rudal masuk adalah $80 juta. Dia membandingkannya dengan insiden di Laut Merah di mana drone Houthi yang harganya $20.000 ditembak jatuh dengan rudal yang biayanya $4,3 juta, menyatakan bahwa "perhitungannya tidak berhasil."
King kemudian mengkritik para pejabat Pentagon karena hanya mengalokasikan seperseribu dari anggaran pertahanan untuk pengembangan senjata energi terarah yang jauh lebih murah, sekitar 25 sen per tembakan dibandingkan $80 juta per rudal GBI.
Baca Juga:
Rusia Serang Infrastruktur Energi Ukraina
Dia menyatakan ini adalah "skandal" dan bahwa "kita tidak mungkin membela diri dengan rudal seharga $80 juta."
King menekankan perlunya mengubah orientasi dan strategi pertahanan rudal AS, karena saat ini AS tidak memiliki banyak pertahanan yang memadai, baik terhadap rudal hipersonik maupun drone murah.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.