“Jadi uang ini tidak akan cair dalam beberapa pekan ke depan, tak peduli jumlahnya, tak peduli apa yang kita inginkan,” kata pejabat itu, Jumat (11/2).
Masalah lain pencairan aset untuk membantu Afghanistan adalah Washington hingga saat ini tidak mengakui pemerintahan Taliban.
Baca Juga:
Bio Farma Hibahkan 10 Juta Dosis Vaksin Polio untuk Afghanistan
“Ada pertanyaan kuat tentang bagaimana sebuah kekayaan sebuah negara berdaulat bisa disalurkan untuk sebuah entitas yang tidak diakui sebagai pemerintah berdaulat,” kata direktur advokasi Asia Human Rights Watch (HRW), John Sifton.
Sementara itu, Halema Wali, salah satu pendiri kelompok organisasi advokasi Afghans for a Better Tomorrow, menegaskan bahwa aset DAB adalah hak rakyat Afghanistan yang sedang dilanda krisis.
“Ini benar-benar mengerikan,” kata Wali merujuk keputusan Joe Biden.
Baca Juga:
Afghanistan Kembali Gempa Bumi Berkekuatan 6,3 Magnitudo
“Ini sama dengan mengatakan bahwa bank sentral Afghanistan tidak bisa berfungsi, tetapi kita akan menyediakan sejumlah uang untuk membeli sedikit makanan bagi suatu populasi yang kelaparan. Secara keseluruhan, saya pikir keputusan ini sangat dangkal,” lanjutnya.
Afghanistan saat ini diterpa inflasi dan ekonomi yang berantakan. Program Pangan PBB (WFP) memperingatkan bahwa 23 juta orang di Afghanistan terancam “kelaparan parah”.
Gedung Putih sendiri menyatakan bahwa apa pun yang terjadi di pengadilan, setidaknya 3,5 miliar dolar AS aset DAB tetap akan dialihkan ke keluarga korban 9/11.