Sumber yang di dekat dengan Gallant mengatakan kepada Maariv bahwa Netanyahu membawa lima penasihat dan ajudannya dalam rapat sesi dua tersebut meski ada larangan membawa pendamping.
"Kepala Staf Kementerian Pertahanan dan Sekretaris Militer bukanlah barang mewah, mereka adalah lembaga eksekutif yang penting dalam menyampaikan instruksi kepada kementerian dan tentara," kata sumber itu mengutip Gallant dalam rapat.
Baca Juga:
Netanyahu Tawarkan Rp79 Miliar untuk Bebaskan Satu Sandera di Gaza
Menurut sumber tersebut, larangan tersebut merupakan kelanjutan dari respons Gallant sebelumnya, termasuk soal larangan Gallant bertemu dengan pimpinan badan intelijen Shin Bet dan Mossad.
Sumber tersebut menambahkan perselisihan seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya dalam rapat kabinet.
Sementara itu, sumber dekat Netanyahu menganggap perselisihan ini "hanya politik" seperti biasa.
Baca Juga:
Lebanon Kian Terancam, Netanyahu Sesumbar Hantam Hizbullah Tanpa Ampun
Ketegangan dalam kabinet semakin meningkat sebagai akibat dari pertikaian yang semakin mencolok antara Netanyahu dan Gallant, terutama sejak dimulainya agresi Israel yang brutal di Jalur Gaza.
Beberapa anggota pemerintahan Israel mengungkapkan bahwa perbedaan pendapat dalam kabinet terjadi secara signifikan terkait penanganan operasi militer mereka.
Gallant dan Netanyahu sebelumnya juga terlibat dalam perselisihan pada bulan Maret ketika Menteri Pertahanan mengkritik dan memperingatkan dampak dari reformasi hukum peradilan yang baru diimplementasikan oleh Israel.