WAHANANEWS.CO, Jakarta - Bandara Heathrow di Inggris mengalami gangguan besar setelah kebakaran hebat melanda gardu listrik di dekatnya pada Kamis (20/3/2025) malam.
Kebakaran ini menghanguskan 25.000 liter minyak pendingin dalam transformator, menyebabkan pemadaman listrik total yang memutus pasokan daya utama maupun cadangan bandara.
Baca Juga:
Masinton Pasaribu dan Mahmud Efendi Tiba di Tapteng, Disambut Tari Tepak Persembahan
Akibatnya, Heathrow terpaksa ditutup pada Jumat (21/3/2025), mengacaukan lebih dari 1.350 penerbangan dan berdampak pada sekitar 291.000 penumpang dari berbagai penjuru dunia. Kekacauan perjalanan terasa hingga ke Las Vegas, Frankfurt, Dubai, dan kota-kota lainnya.
Kekacauan Global Akibat Penutupan Heathrow
Banyak penumpang terjebak dalam transit tanpa kepastian jadwal penerbangan. Di Dubai, pelanggan British Airways mengungkapkan kekecewaannya kepada Sky News, sementara Charlotte Johnston di Guangzhou, China, terpaksa menunggu berjam-jam hanya dengan barang bawaan seadanya.
Baca Juga:
Sosok IH Pelaku Pembobol Koper Penumpang Lion Air yang Viral
Chez Khan, seorang direktur layanan klien dari London, mendapati dirinya terpisah dari anak-anaknya selama seminggu karena penerbangannya terganggu.
Ia bersama penumpang lain dialihkan ke sebuah hotel, tetapi karena kamar penuh, mereka terpaksa kembali ke bandara tanpa bantuan.
Di Las Vegas, Becky Davies, yang merayakan ulang tahun pernikahannya, tidak bisa kembali ke Inggris sesuai rencana.
Ia dan suaminya harus menunda kepulangan mereka meski empat anak sudah menunggu di rumah.
Di Jenewa, Taylor Collier-Brown dan tim hoki lapangan terjebak setelah perjalanan ski di Pegunungan Alpen Prancis, sementara Kazumi Nakamura dan putrinya mengalami keterlambatan saat hendak pulang ke Vancouver.
Bagi Halleli Pinson, seorang profesor sosiologi dari Universitas Ben Gurion, gangguan ini merugikannya secara profesional.
Ia gagal menghadiri konferensi pendidikan di Chicago karena penerbangannya dibatalkan tanpa solusi memadai dari maskapai.
Di sisi lain, Foluke Oleniwen dari Nigeria merasa beruntung karena tiba di London sebelum bandara ditutup, meski ia tetap bersimpati pada para penumpang yang terdampak.
Kerugian Besar & Investigasi Pemerintah
Pemadam kebakaran berhasil mengendalikan api pada Jumat dini hari setelah menyemprotkan busa pemadam. Namun, dampaknya sudah meluas.
Sejumlah penerbangan dialihkan ke bandara lain di Inggris dan Eropa, sementara beberapa pesawat jarak jauh bahkan kembali ke titik keberangkatan.
Harga hotel di sekitar Heathrow melonjak tajam, dengan beberapa kamar mencapai 500 pound—lima kali lipat dari tarif normal.
Para pemimpin industri penerbangan mempertanyakan bagaimana bandara utama seperti Heathrow bisa lumpuh akibat satu kebakaran. Seorang eksekutif maskapai Eropa menilai bahwa bandara seharusnya memiliki sistem cadangan listrik yang lebih andal.
Menteri Energi Inggris, Ed Miliband, menegaskan bahwa insiden ini bukan akibat sabotase dan pemerintah akan menyelidiki penyebab pastinya.
Ia juga menyerukan evaluasi ulang terhadap sistem cadangan bandara untuk mencegah kejadian serupa.
Menurut data Cirium, setidaknya 37 penerbangan dari maskapai seperti British Airways, American Airlines, Air Canada, Delta, Qantas, dan United Airlines dialihkan atau dikembalikan ke bandara asal mereka.
Maskapai seperti EasyJet dan Ryanair mencoba mengatasi penumpukan dengan menambah frekuensi penerbangan serta menggunakan pesawat berkapasitas lebih besar.
Namun, analis industri memperkirakan gangguan ini masih akan berlanjut selama beberapa hari ke depan.
Seorang juru bicara Heathrow menyatakan bahwa bandara akan tetap ditutup hingga Jumat tengah malam atau Sabtu dini hari, dengan harapan pemulihan sistem dapat dilakukan secepat mungkin.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini,” demikian pernyataan resmi dari pihak Heathrow.
[Redaktur: Rinrin Kaltarina]